A. Definisi
Kebiasaan buruk
pada rongga mulut atau biasa disebut dengan oral bad habits adalah
kebiasaan atau perilaku seseorang yang tidak normal dan dilakukan secara
berulang bahkan spontan sehingga timbul gangguan pada rongga mulutnya. Awalnya,
perilaku buruk dilakukan secara sadar. Kemudian terjadi pengulangan
perilaku buruk tersebut yang membuat menurunnya kesadaran dan respon
motorik. Akhirnya, kebiasaan terbentuk secara sempurna dan menjadi rutinitas
pikiran sehingga sulit menghilangkannya.
B. Macam
Kebiasaan Buruk yang Memengaruhi Gigi Geligi
1.
Menghisap Jari
Menghisap jari
adalah kebiasaan anak yang menempatkan ibu jari atau jari lainnya di belakang
gigi dan kontak dengan bagian palatal. Kebiasaan ini biasanya sudah dilakukan
sejak berada dalam kandungan ibu, hal ini disebabkan karena timbulnya rasa
nyaman bahkan sampai tertidur saat melakukannya. Faktor etiologi dan kondisi
pemicu kebiasaan ini yaitu :
a. Kelelahan
b. Rasa
bosan
c. Ketegangan
d.
Kelaparan
e. Ketakutan
f. Stress
emosional
g. Adanya
faktor keinginan yang tidak terpenuhi
Kebiasaan ini dapat menyebabkan maloklusi. Maloklusi
adalah keadaan dimana gigi pada rahang atas dan gigi rahang bawah tidak
sejajar. Hal ini disebabkan karena adanya kombinasi tekanan langsung dari ibu
jari maupun jari lain dan perubahan pola tekanan bibir dan pipi pada saat
istirahat. Tekanan pipi pada sudut mulut merupakan tekanan yang tertinggi.
Apabila kebiasaan ini dilakukan terus menerus saat gigi anterior depan anak
tumbuh, maka arah pertumbuhan gigi menjadi tidak normal.
Kebiasaan menghisap jari biasanya dapat berhenti
dengan sendirinya saat anak usia 2-4 tahun karena pada usia tersebut terjadi
peningkatan interaksi dengan teman seusianya. Selain itu apabila anak masih
sulit berhenti dari kebiasaannya, perlu dilakukan edukasi mengenai akibat yang
ditimbulkan dari menghisap jari yang mudah dipahami oleh anak. Contohnya
seperti kuman yang ada di jari akan masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan sakit
perut.
Cara lain dalam penanganan menghisap jari yaitu
dengan memberikan thumb guard dan finger guard pada anak.
Alat ini akan menutupi jari anak sehingga anak tidak nyaman saat menghisap jari
kemudian berhenti dari kebiasaan tersebut.
2. Menghisap
Bibir
Kebiasaan
mengisap bibir dapat terjadi dengan sendirinya atau bersamaan dengan kebiasaan
mengisap jari. Kebiasaan ini tidak terlalu berdampak negatif pada periode gigi
sulung, namun apabila kebiasaan ini dilakukan sampai periode gigi insisif
erupsi maka dapat menyebabkan maloklusi. Selain itu kebiasaan ini akan
menyebabkan bibir merah, meradang, dan membesar. Anak yang memiliki kebiasaan
ini akan memiliki arah pertumbuhan gigi yang abnormal yaitu gigi anterior
rahang atas menjadi labioversi sedangkan gigi anterior rahang bawah
menjadi linguoversi.
Penanganan pada anak yang memiliki kebiasaan
menghisap bibir yaitu dengan melakukan myotherapy (latihan bibir).
Sedangkan untuk mengembalikan posisi gigi ke posisi normal yaitu melalui
perawatan orthodontic oleh dokter gigi.
3. Menggigit Kuku
Biasanya anak
yang sebelumnya memiliki kebiasaan menghisap jari, akan berkelanjutan untuk
menggigit kuku. Kebiasaan ini dilakukan pada anak usia 3-4 tahun, meningkat
pada usia 4-6 tahun, dan stabil dilakukan pada usia 7-10 tahun. Penyebab anak
melakukan kebiasaan ini yaitu stres, gelisah, rasa takut,
ketidakseimbangan yang kuat. Akibat yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan
ini yaitu gigi anak menjadi atrisi, crowding dan rotasi. Kemudian menjadi
maloklusi pada rahangnya.
4. Tongue
Thrusting
Mendorong lidah
(Tongue thrusting) adalah kebiasaan menempatkan lidah yang menekan gigi
anterior pada waktu istirahat, berbicara dan menelan. Menurut Moyers terdapat 2
tipe tongue thrust swallow yaitu :
a. simple
tongue thrust swallow, penelanan dilakukan pada saat gigi berkontak
b. complex
tongue thrust swallow, penelanan dilakukan pada saat gigi tidak berkontak
Mendorong lidah
dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot pada mulut yang akhirnya berakibat
pada maloklusi, yaitu protusif dan open bite pada gigi anterior. The
American Academy of Pediatric Dentistry menyatakan bahwa penanganan tongue
thrust meliputi terapi myofunctional, habit-breaking appliances,
ortodontik dan mungkin pembedahan.
5. Bruxism
Bruxism adalah
kebiasaan menggemeretakkan, menekan, atau menggesekkan gigi ke atas dan ke
bawah maupun ke kanan dan ke kiri secara tidak sadar. Penyebab dari kebiasaan
ini adalah cemas, tegang, marah, dan gangguan tidur.
Bruxism dapat menyebabkan keausan pada permukaan gigi sehingga terasa sakit karena hilangnya lapisan enamel. Jika kebiasaan ini dilakukan dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan atrisi, kerusakan pada jaringan periodontal, maloklusi, fraktur gigi karena adanya tekanan yang berlebihan dan kelainan di Temporo Mandibular Joint.
Penanganan bruxism dapat dilakukan dengan
cara berikut ini agar tidak menyebabkan gangguan pada rongga mulut :
a. Menggunakan
pelindung mulut (mouth guard) atau behel (splint) untuk meratakan gigi dan
merapikan gigi yang longgar.
b. Menggunakan crown gigi
untuk memperbaiki susunan dan permukaan gigi, serta mencegah keausan pada gigi.
c. Melakukan
terapi meditasi (jika bruxism disebabkan oleh stres), terapi perilaku
(untuk mengurangi kebiasaan bruxism), serta terapi biofeedback (untuk
mengontrol aktivitas otot rahang).
0 Komentar